Potretterkini.com – PEKANBARU – Kebijakan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan dalam menyediakan teknologi Interactive Flat Panel (IFP) guna mendorong transformasi digital di dunia pendidikan mendapat respons positif dan apresiasi. Dinilai sebagai langkah inovatif dan strategis untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran, khususnya di jenjang SMA.

“Alhamdulillah, walaupun baru satu unit, manfaatnya sudah sangat terasa, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pembinaan prestasi siswa. Kami berterimakasih kepada Disdik,” ungkap Sulismayati kepada media LintasRIauNews, dikutip dari LintasRiauNews.com, Sabtu (9/8/2025).
Sulismayati menjelaskan, IFP yang mirip dengan smart TV ini kaya akan fitur pendukung yang sangat relevan untuk mata pelajaran seperti matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi, TIK, hingga geografi. Guru-guru di SMA Negeri 8 Pekanbaru kini lebih leluasa menyampaikan materi secara visual dan interaktif.
“Pembelajaran menjadi jauh lebih menarik sudah terintegrasi di dalam satu media perangkat ini. Siswa tidak lagi pasif, karena bisa langsung mengakses informasi dari internet, melihat video edukatif, hingga berdiskusi aktif di kelas,” ujarnya.
Kehadiran IFP juga menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sulismayati mencontohkan saat siswa mempelajari unsur kimia seperti natrium, visualisasi langsung bisa ditampilkan lewat perangkat, memperkuat pemahaman siswa.
Terkait munculnya isu negatif tentang pengadaan dan penggunaan perangkat IFP yang tidak optimal, termasuk penempatannya tidak langsung di ruang kelas, Sulismayati menyanggahnya. Dikatakan, perangkat itu berfungsi dengan baik dan terkait penempatannya didasarkan pada pertimbangan keamanan dan pemerataan akses.
“Kami punya 36 kelas dan perangkat teknologi ini hanya 1 unit, jika ditempatkan di satu kelas saja tentu akan menimbulkan kecemburuan. Karena itu, kami tempatkan di perpustakaan agar bisa diakses bergantian,” jelasnya.
Ia menambahkan satu orang tenaga kependidikan telah ditunjuk khusus sebagai operator dan penjadwal penggunaan perangkat. Operator tersebut juga telah mendapatkan pelatihan dari pihak penyedia untuk kemudian melatih guru-guru lainnya hingga bisa mengoperasikan teknologi IFP itu secara optimal.
Karena sudah merasakan manfaat nyata dari pembelajaran digital di sekolah dengan dukungan perangkat IFP tersebut, disamping mengapresiasi kebijakan penggunaan teknologi itu, sang Kepsek juga berharap kedepannya pengadaannya ditingkatkan lagi oleh Disdik Riau.
“Dengan 1 unit IFP ini saja sudah dirasakan banyak manfaat dan kemudahan yang diperoleh dalam PBM di sekolah kami. Kalau unitnya lebih dari satu tentu akah lebih baik dan maksimal, makanya harapan kami kedepannya ada penambahan unit dari Disdik Riau,” ujar Sulismayati.
Karena mendukung aktivitas pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif, Benny menilai kebijakan Pemprov melalui Disdik Riau ini patut diapresiasi dan berharap pengadaan IFP terus ditingkatkan secara bertahap, sehingga nantinya dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas diseluruh sekolah.
“Proses pembelajaran digital dengan dukungan teknologi IFP ini diyakini mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran, yang pada gilirannya akan mendukung keberhasilan pendidikan di daerah ini. Dukungan teknologi ini memang tidak mutlak tapi hanya salah satu indikator, karena ada unsur lainnya, yakni guru, siswa, orang tua dan masyarakat yang juga berperan dan menentukan,” tutup Benny Rio Denaldy.
Perangkat Berfungsi, Sesuai Prosedur Terpisah, Kabid Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Riau Faizal Ahmaddin menjelaskan pengadaan IFP direalisasikan tahun 2024 lalu untuk 37 SMA Negeri yang ada di Provinsi Riau dengan alokasi dana Rp 9. 612.600.000.
Menurut dia, proses pengadaan IFP tersebut sudah sesuai prosedur atau regulasi yang ada. PT. Homatic selaku pelaksana pengadaan juga sudah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak, dimana seluruh perangkat sudah didistribusikan kepada seluruh SMA dan semuanya berfungsi dengan baik.
“Untuk mengoperasikan penggunaan perangkat teknologi ini, operator yang ditunjuk masing-masing sekolah juga sudah dilakukan pelatihan oleh PT. Homatic. Selanjutnya operator mengajarkan dan melatih guru-guru hingga bisa mengoperasikan IFP untuk mendukung proses belajar mengajar secara digital,” terang Faizal kepada media ini, Kamis (7/8/2025).
Adapun tujuan pengadaan IFP tersebut, lanjut dia, untuk mendukung proses pembelajaran digital yang sudah dicanangkan Pemprov Riau dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di jenjang SMA di Bumi Melayu.
Faizal menampik tudingan dari sejumlah kalangan yang menyebut banyak perangkat IFP yang telah didistribusikan ke sekolah tidak berfungsi dan digunakan secara optimal sehingga penempatannya di ruang labor atau perpustakaan, bukan di kelas.
“Itu tidak benar ya? Sebab, sebelum diserahkan ke sekolah sudah dilakukan pengecekan dan semuanya berfungsi baik. Soal penempatannya di ruang labor atau perpustakaan, mungkin agar bisa digunakan bergantian karena hanya 1 unit per sekolah. Kalau ditempatkan di satu kelas, dikhawatikan nanti muncul kecemburuan antara siswa. Apalagi, sekolah yang memiliki kelas yang banyak,” paparnya.
Faizal menyebut umumnya pihak sekolah merespons positif pengadaan perangkat IFP tersebut dan berharap dapat terus ditingkatkan guna mendukung proses belajar mengajar karena keberadaan teknologi tersebut sangat membantu dan dirasakan banyak manfaatnya. Dan sejauh ini, perangkat itu berfungsi normal dan tidak ada kendala.
“Harapan mereka kan setiap kelas itu dapat, sehingga pembelajaran digital lebih optimal. Kalau ada anggarannya nanti, kita bantu realisasikan. Namun, untuk saat ini pengadaannya baru bisa 1 unit untuk 37 SMA di Riau. Karena anggarannya lumayan mahal, satu unit IFP ukuran 86 inci harganya Rp 254.800.000, belum termasuk pajak,” ungkapnya.
Faisal menyebut pihaknya juga berharap dan menginginkan para anak-anak didik di seluruh jenjang pendidikan bisa menikmati dan bisa menggunakan perangkat teknologi yang inovatif dan cerdas tersebut. Karena ini fungsinya sangat bagus untuk peningkatkan proses pembelajaran dan mutu pendidikan.
“Sekarang sudah era digital, era AI: Artificial Intelligence. Jadi kita di Riau harus menyesuaikan agar tidak ketinggalan dengan daerah-daerah lain, Makanya kita coba pengadaan IFP ini sesuai alokasi dana yang tersedia, dan alhamdulillah dapat digunakan dengan baik dan dirasakan manfaatnya,” pungkas Faizal Ahmaddin.
Untuk diketahui, sebagai teknologi display interaktif generasi terbaru, IFP tidak hanya menggabungkan fungsi layar sentuh canggih dan sistem presentasi nirkabel, tapi juga menghadirkan pengalaman belajar yang kolaboratif dan dinamis. Kecanggihan ini jauh melampaui smart TV biasa.
Dengan dukungan multimedia dan akses internet, IFP menjadi alat bantu pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam menyerap materi.(*)